img: antarafoto |
Masalah kemiskinan di Indonesia sebenarnya adalah hal umum yang bukan rahasilagi. Terlebih di kota besar yang sangat terlihat perbedaan antara warga miskin dan kaya. 70 tahun setelah merdeka Indonesia masih berstatus negara berkembang karena faktanya masih banyak kemiskinan di negara ini.
Indonesia puluhan tahun berkembang sebagai salah satu negara elit dalam jejeran negara-negara Asean nyatanya tak masih tetap memiliki angka kemiskinan di Indonesia. Pengurangan tingkat kemiskinan masih sangat kecil setiap tahun nya, ini jika dibandingkan negara Asean lain yang sudah mulai maju.
Hitungan terakhir Bank Dunia yang meneliti tentang kemiskinan di Indonesia menyebutkan bahwa sekitar 100 juta penduduk Indonesia masih terjebak dalam rata-rata penghasilan hanya 300 ribu perbulan.
Namun, penghasilan rendah menjadi tolak ukur utama, namun tak selamanya bisa menentukan strategi pengentasan masalah kemiskinan. Seperti yang dilansir dari laman National Geographic, Pakar Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada, Agus Heruanto Hadna mencoba menjelaskan masalah kemiskinan di Indonesia.
Menurut Agus Haeruanto, selama ini program pemerintah dalam melihat masalah kemiskinan di Indonesia selalu diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja. Padahal tak semua daerah di Indonesia punya masalah kemiskinan yang serupa.
Kenyataannya banyak kasus banyaknya warga masyarakat yang miskin disebabkan oleh satu hal:
Buruknya ketimpangan ekonomi antara si kaya dan si miskin. Ketimpangan itu makin diperburuk oleh pemerintah dengan membiarkan si miskin tak mendapatkan pelayanan publik yang baik. Yang kaya selalu lebih cepat bergerak untuk mendapatkan pelayanan, contoh nya saja dalam hal pendidikan.
kemiskinan di Indonesia memang bukan hanya soal perkembangan ekonomi saja. Namun ada aspe pembangunan berkelanjutan seperti pendidikan, sosial, dan kesehatan yang harus tetap dilibatkan.
Kepedulian terhadap masyarakat golongan kebawah juga harus ditingkatkan. Hal ini bisa dilakukan siapa saja untuk meningkatkan kepercay