Dukung Gaza Palestina tidak Sekedar Bantuan Kemanusiaan !
Aksisolidaritas: Masalah tekanan kemanusiaan di Gaza sampai sekarang belum juga usai. Bagi kita masyarakat di Indonesia yang mengetahui atau minimal mengenali bagaimana kondisi di Gaza saat ini. Gaza Palestina selama bertahun-tahun bahkan hitungan dekade terakhir berada dalam “penjajahan” pemerintah Israel. Israel masih tetap dan tak mau aengakui Palestina sebagai sebuah negara, termasuk bagian wilayah Gaza di dalamnya. Hingga kini, krisis di Gaza tetap berlangsung tanpa ada tanda-tanda akan segera berakhir.
Indonesia untuk Palestina, dan negara-negara Islam gabungan OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) yang punya kekuatan besar di ranah internasional sudah menyatakan dukungan penuhnya terhadap kemerdekaan Palestina. Bukan perkara mudah kerena hari ini Gaza tetap menjadi salah satu tempat yang terkepung, tertutup oleh tembok tinggi dan tebal yang dibangun oleh Israel.
Berdasarkan laporan sejumlah media internasional, Pejabat Senior dari PBB, Direktur Operasi UNRWA di Jalur Gaza, Bo Schack pada pada Selasa 10 Mei 2016 kemarin menyatakan bahwa kunci untuk melepaskan Gaza dari krisis bukan tentang bantuan kemanusiaan saja. Seperti yang sudah terjadi selama ini, Gaza jadi pusat perhatian kemanusiaan global yang dihimpun oleh masyarakat dunia untuk membangun Kota Gaza dan memastikan warga Gaza tetap bisa hidup.
Gaza tak selamanya membutuhkan bantuan kemanusiaan saja.
Untuk Gaza Pelestina harus ada upaya lebih dari itu untuk menuntaskan masalah krisis penjajahan dalam waktu yang bisa diprediksi. Solusi atas krisis di Gaza yang paling mendesak adalah urusan penyelesaian politik. Hanya dengan kesepakatan politik yang kuat bisa menghentikan semua blokade buruk dari Israel. Harus menggunkan kekuatan politik dari berbagai negara kuat yang serius untuk membebaskan blokade Israel. Semakin lama penduduk Palestina semakin terpojok kondisinya.
Sejak tahun 2007 lalu, blokade total dari pemerintah Israel di Gaza ini memang sudah membuat Gaza terisolasi total dari dunia luar.
Sampai dengan hari ini, di Jalur Gaza ada sebanyak 1,9 juta jiwa warga sipil Gaza yang hidup tertekan di bawah blokade total militer Israel. Sulit untuk mendapatkan makanan yang layak, bahkan untuk memperoleh aliran listrik dan bahan bakar yang digunakan sehari-hari pun warga Gaza harus “mengemis” dan membayar sejumlah uang pada pemerintah Israel.
sumber: blog.act.id